Katakan Tidak Pada Gosip!



Apa yang terjadi bila dua orang perempuan berteman akrab yang lama berpisah kemudian bertemu tak terduga? Mungkin kita bisa menduga kehebohan yang datang. Mulai dari peluk-pelukan serta cipika cipiki, sampai ngobrol ngalor ngidul yang tidak ada habisnya membahas kehidupan. Dunia seolah menjadi milik berdua, orang lain numpang semua. Dua mahluk yang memiliki kemampuan verbal lebih tinggi dibanding lawan jenisnya ini memang paling senang berbicara dan bercerita (ngobrol). Dalam aktifitas ngobrol ini, kita tentu tidak asing dengan istilah gosip atau membicarakan orang lain. Memangnya ada apa dengan gosip?

Gosip atau membicarakan orang lain saat ini menjadi hal yang lumrah. Saat bertemu dengan teman lalu ngobrol, terkadang tanpa sadar bergosip. Bahkan aktifitas gosip ini dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah produk acara televisi yang bernilai jual tinggi. Banyak perusahaan mengiklankan produknya pada acara gosip. Rating penonton acara seperti ini juga cukup memuaskan. Sehingga tidak heran hampir di semua statsiun televisi menayangkan acara gosip yang membicarakan orang-orang terkenal di negri ini.

Bergosip memang bisa dilakukan oleh semua orang, baik laki-laki maupun perempuan. Namun entah kenapa aktifitas satu ini identik dengan perempuan. Mungkin karena perempuan memiliki  korpus kolosum (jembatan syaraf antara dua belahan otak) sebagai komponen yang cenderung lebih besar pada perempuan daripada laki-laki. Keberadaan komponen ini dapat menerangkan mengapa ekspansi-ekspansi emosional perempuan lebih dalam dan ekspresif dibandingkan dengan laki-laki. Witelson (dalam Pasiak, 2004:94). Sehingga ngobrol secara emosional sering terjadi dan sulit menghindari gosip. 

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) gosip/go·sip/ berarti  obrolan tentang orang-orang lain; cerita negatif tentang seseorang; pergunjingan. Bila melihat pengertian dari KBBI ini, ternyata kata gosip lebih dekat dengan membicarakan hal negatif tentang orang lain. Kebanyakan orang tidak menyukai bila dirinya digosipkan, karena hal negatiflah yang disebarkan. Kecuali bagi seorang selebritis dimana ‘bad news’ bisa menjadi ‘god news’ artinya dia bisa terkenal dan dengan keterkenalannya itu kemungkinan dapat pekerjaan lebih banyak. Namun ini juga tidak akan bertahan lama bila tidak diiringi dengan kualitas yang baik 

Gosip dalam Islam diibaratkan dengan memakan daging saudara yang sudah mati (bangkai). Seperti firman Allah dalam surat al-Hujurat ayat 12 yang artinya: 

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang." (Q.S. Al-Hujurat [49]: 12)   

Dari ayat ini Allah swt dengan tegas melarang perbuatan bergosip. Bahkan mengibaratkan hal tersebut dengan memakan bangkai. Sebuah perbuatan haram yang menjijikan. Namun entah kenapa larangan ini banyak diabaikan bahkan bergosip menjadi hal yang biasa. “Kita sih bukan menggosip hanya menceritakan apa adanya tentang orang tersebut”. Kadang perkataan tersebut keluar untuk menghindari aktifitas gosip yang dilakukan. Padahal dalam tafsir al-Qurthubi dijelaskan ada 3 macam gosip (menggunjing). 1. Ghibah (membicarakan apa yang ada pada saudaramu). 2. Ifk (menceritakan sesuai dengan berita yang sampai padamu tentangnya ) 3. Buthan (engkau menceritakan apa yang tidak ada padanya. Artinya justru perkataan itu merupakan definisi tentang gosip/menggunjing.

Gosip sebagai sebuah aktifitas yang masuk dalam kategori dosa besar dalam Islam, saat ini betul-betul sudah menjadi hal yang bisa ditemukan dimana-mana. Mulai dari rumah pribadi dengan terus menonton tayangan infotainmen sampai di wilayah sosial dimana kita berinteraksi dengan orang lain. Tulisan ini muncul karena kelalaian penulis yang terkadang menganggap enteng gosip yang dilakukan. Lupa dengan apa telah dipelajari. Tulisan ini pun hadir, misi utamanya adalah menasihati diri sendiri. Mari katakan tidak pada gosip dan membiasakan diri berbicara hal yang baik. 

Catatan: Ajakan Menulis Random Setiap Hari #NulisRandom2015













Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingin Kembali!

Sunan Ampel dan Cardinal Virtue

Metaverse Untuk Kuliah Lapangan.