Sedia Payung Sebelum Hujan

Musim hujan tiba. Musim yang membuat hamparan bumi Indonesia menjadi basah. Musim yang dirindukan petani untuk mulai kembali menanami kebun, ladang dan sawah mereka. Musim yang selalu membuat terpaku, betapa curahan air hujan mampu menghidupkan  bumi yang mati. 

Memasuki Desember 2014 hujan mulai hadir dengan penuh. Hampir setiap hari Bandung mendapat curahan hujan. Kemanapun pergi, payung atau jas hujan menjadi alat yang tidak bisa ditinggalkan. Hal ini berlaku bagi pengendara motor, angkoters dan pejalan kaki. Mengamalkan peribahasa 'Sedia payung sebelum hujan'.  

Peribahasa tersebut secara umum memiliki makna agar kita bersiap atau waspada dengan kejadian buruk yang menimpa. Sedia payung sebelum hujan memiliki beragam makna sesuai dengan perspektif apa yang dipakai. Bila memakai perspektif ekonomi tentu kita akan berbicara mengenai menabung atau asuransi agar kita bisa bersiap atau waspada dengan hal buruk yang mungkin terjadi dalam hidup kita. Apakah itu kesehatan atau kesejahteraan keluarga. Bagaimana dengan sedia payung sebelum hujan terkait tindak kekerasan seksual yang marak terjadi pada anak belakangan ini?

Siang tadi saat acara ulang tahun teman anakku yang SD, ibu ustadzah mengingatkan agar anak-anak terutama anak laki-laki tidak main ke kebun-kebun atau tempat yang sepi. Di dua wilayah yang berdekatan dengan tempat tinggal kami sudah ada predator yang mengincar anak-anak. Pihak kepolisian sudah sempat menanganinya, namun karena kurangnya bukti dan dua pelaku juga masih dalam kategori anak, ahirnya hanya diperingati dan dilepaskan kembali. 

Dalam penyampaiannya, ibu ustadzah hanya melarang dan menakut nakuti anak-anak. Dia tidak menjelaskan kenapa anak-anak harus seperti itu. Kenapa predator itu mengincar anak-anak dan apa sebenarnya yang diincar. Saya pikir anak-anak harus diberikan penjelasan yang memadai tentang masalah ini. Tentu dengan bahasa anak-anak yang mudah dimengerti. Meski cukup salut dengannya karena ditengah perayaan pesta ulang tahun dia membahas masalah yang kontra produktif dengan sebuah pesta. 

Dua predator itu sudah memakan korban beberapa anak laki-laki yang disodomi. Hal ini terjadi real dilingkungan kami dan bukan di layar televisi lagi. Informasi lebih detail didapatkan dengan berbicara secara khusus dengan bu ustadzah. Sebagai orang tua, paling tidak kita harus memiliki tips sederhana untuk melindungi anak-anak kita, baik laki-laki maupun perempuan agar terhindar dari kekerasan seksual.

Tips-tips sederhana yang saya dapatkan diantaranya: 

1. Menumbuhkan keberanian
Ajarkan kepada anak kita jika dia diperlakukan tidak baik oleh seseorang, dia harus berani menolak. Dia harus berani melaporkan ancaman tindakan kekerasan dari siapa saja (termasuk orang orang yang dekat) kepada orang yang dapat melindunginya, seperti orang tua, petugas keamanan, guru di sekolah, dll.  Ajarkan anak-anak jangan takut jika diancam seseorang atau diiming-imingi imbalan tertentu.
2. Memberikan pakaian yang tidak terlalu terbuka
Untuk menghindari tindakan yang tidak diinginkan terjadi pada anak kita. Tidak ada salahnya kita memberikan pakaian yang sopan dan tertutup. Karena bisa jadi pakaian yang terbuka akan semakin menarik perhatian para pelaku kejahatan seksual pada anak.
3. Memperkenalkan fungsi organ intim
Hal yang tidak kalah penting adalah, memberikan pengertian mengenai organ intim. Berikan pengertian bahwa organ intim adalah privasi yang tidak boleh orang lain mengetahuinya, apalagi menyentuhnya. Ajarkan pula mengenai hak privasi yang harus dimiliki oleh anak-anak.
4. Mengajarkan nilai-nilai agama
Nilai-nilai keagamaan perlu ditanamkan untuk menumbuhkan semangat tanggung jawab pada pribadi anak. Banyak hal positif yang dapat diambil dari mengajarkan nilai-nilai keagamaan. Seperti keadilan, kejujuran, kedisiplinan, respek terhadap kebaikan dan berani menolak kejelekan.
5. Menjalin komunikasi yang baik dengan anak
Jalin hubungan komunikasi senyaman mungkin dengan anak. Orang tua adalah tempat pengaduan segala keluh kesah anak. Minta anak supaya terbuka mengenai segala aktivitas yang telah dikerjakan. Jadilah orang tua yang siap menjadi tempat curahan hati bagi anak. 
Demikian 5 tips sederhana yang bisa kita jalankan agar anak kita bisa terhindar dari kekerasan seksual. Sedia payung sebelum hujan. Mengoptimalkan tindakan preventif (pencegahan) ketimbang penanganan (kuratif). Karena luka bathin anak akibat kekerasan memerlukan waktu yang lebih lama ketimbang luka fisik. Bahkan bisa berlangsung sepanjang hidup mereka. Mari kita lebih sayangi anak kita dengan menjadi orang kepercayaanya sehingga kitalah pihak yang pertamakali didengar dan dicari dalam setiap kondisi.




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingin Kembali!

Sunan Ampel dan Cardinal Virtue

Metaverse Untuk Kuliah Lapangan.