Postingan

Aksi-Refleksi Bersama Bloom

Hari ke 2 di tahun 2024 dan saya dalam urusan menulis seperti siput yang berjalan sangat lambat. Meski lambat, kalau terus berjalan tentu saja akan sampai pada yang dituju. Namun, lebih tepatnya kebanyakan mogoknya dari pada jalannya. Ya itulah yang terjadi dua tahun belakangan ini. Tak ada yang disesali sih , banyak hal saya pelajari dan lakukan juga selama dua tahun ini. Betül banyak yang dilakukan namun belum fokus, terutama dalam menghasilkan tulisan.  Menjadi seorang dosen merupakan salah satu cita-cita. Sudah tercapai? Iya. Namun apakah hanya secara formal saja namun secara substansi kering? tentu bukan ini yang saya harapkan. Menjadi dosen yang menginspirasi dan menggerakan para mahasiswa untuk melakukan kemasalahatan secara individu dan sosial di lingkungan masing-masing. Pertanyaanya adalah bagaimana caranya bisa menginspirasi dan menggerakan? Selain dengan aksi yang dilakukan, tentu harus berefleksi terhadap aksi tersebut. Hal terbaik dalam berefleksi adalah dengan menuliskan

Sunan Ampel dan Cardinal Virtue

Gambar
Ratusan orang berkumpul di sebuah tempat melantunkan doa-doa dengan khusyu. Ada yang lirih berbisik dengan air mata terlihat melewati pipinya. Ada yang bersuara kencang penuh semangat melantunkan zikir dan shalawat. Ada yang berdoa dipimpin oleh ketua rombongannya. Ada yang memejamkan mata dengan tubuh bergerak sesuai dengan bacaan doa yang diucapkannya. Ada juga yang bergetar hatinya karena bersyukur diberikan kesempatan untuk berkunjung ke makam seorang pemimpin yang bahkan setelah wafat pun masih diingat, didoakan, dikunjungi dan dicintai oleh banyak orang.  Tempat ini adalah makam Sunan Ampel di Surabaya. Malam jumat tanggal 2 Desember 2021 lalu, saya berziarah ke sana. Selain ikut tahlil dan berdoa di sana, saya memperhatikan untuk mengambil pelajaran dari tempat yang saya kunjungi.  Sejak memasuki pelataran parkir, banyak mobil terparkir dari minibus sampai bis. Biasanya para pengunjung yang datang tidak hanya dari dalam negri. Dari luar negri pun ada. Namun dalam kondisi pandemi

Atur Gas dan Rem dengan Baik!

Gambar
Pernahkah anda naik mobil dengan supir yang tidak terampil?. Saat ia menginjak rem, ia injak dengan kasar dan tiba-tiba. Saat akan memacu kecepatan dia injak gas juga dengan keras dan tidak hati-hati. Mulutnya bawel memarahi penumpang dan kendaraan lain yang dia anggap mendahului.  Saya yakin anda semua ingin segera turun dari mobil tersebut dan berganti kendaraan. Meski harus menunggu dan mencari yang lain. Rasa mual dan sebal masih hal baik dibandingkan ahir naas yang bisa jadi mengakibatkan kita tinggal nama.  Kebalikannya bila supir yang mengemudikan kendaraan yang kita naiki ini baik dan terampil. Saat memang harus berhenti, dia mengerem dengan lembut. Bila harus memacu kecepatan, dia membawa kendaraan dengan mantap dan hati-hati. Ucapannya sopan sehingga kita merasa nyaman bahkan tertidur saking percayanya dengan supir seperti ini. Kita pun rela bekerjasama dengannya bahkan mengeluarkan uang kita untuk sampai di tujuan. (Sumber Gambar: https://www.gambarmobil.pro/2012/10/84-gamba

Metaverse Untuk Kuliah Lapangan.

Gambar
Banjir informasi. Berbagai macam kabar berseliweran di gawai yang kita pegang. Semua media sosial yang kita ikuti menyediakan hal tersebut. Mulai dari hal yang remeh temeh sampai yang jelimet ada. Dari yang membuat kita tertarik karena kebetulan memang sudah penasaran, sampai hal tak terduga lainnya yang pada ahirnya menyita waktu untuk kita perhatikan. Seperti halnya informasi tentang metaverse yang ada dalam WhatsApp group yang diikuti, prediksi yang akan terjadi di tahun 2022, mulai dari trend make up, trend fashion sampai keuangan dan dekorasi ruangan. Beberapa tema kajian diskusi dari komunitas maya yang diikuti juga membuat saya berselancar mencari tahu apa yang sedang diperbincangkan sambil rebahan di atas kasur. Malam ini pula evaluasi kuliah lapangan sebagai bahan Ujian Ahir Semester dengan mahasiswa saya lakukan secara online juga di atas kasur. Ah...betapa bahagia jadi kaum rebahan.  Saya merasakan pengalaman kuliah lapangan mahasiswa yang dilakukan melalui sharing yang disa

Payung Rizki

Gambar
Rizki dari Allah itu serupa hujan deras yang membasahi seluruh bumi.  Bila tidak ada yang menghalangi, maka ia akan mengenai pohon, hewan, manusia dan apapun yang ada di permukaan. Ia tak pernah pilih kasih. Semuanya mendapatkan hasil dari upaya yang dilakukannya. Beriman atau tidak. Baik atau tidak. Semuanya Ia berikan. Bila ada yang tidak terkena hujan deras, maka mungkin orang tersebut memakai payung. Payung yang menghalangi tubuhnya dari air hujan. Payung yang menjadikannya tetap kering. Payung yang menjadikan rizkinya sulit.  Tidak semua orang Allah berikan rizki yang berkelimpahan. Tidak semua orang pula pula rizkinya sempit. Keduanya tidak menjadi ukuran dimulyakan atau tidak dihadapanNya. Ada yang bekelimpahan ternyata dekat dan taat padaNya. Ada pula yang rizkinya sulit namun tetap dekat juga dan taat padaNya. Demikian sebaliknya ada yang jauh dariNya bahkan durhaka padanya saat memiliki rizki yang berlimpah atau rizki yang sempit.  Tiga paragraf pembuka ini adalah refleksi sa

Fitnah Lelaki Ganteng

Pandemi covid 19 membatasi interaksi sosial manusia. Hal ini membuat semakin banyak orang yang menggunakan internet sebagai media bersosialisasi, mencari sumber informasi juga hiburan. Di Indonesia pengguna internet pada tahun 2020 mencapai 64 % dari jumlah penduduk, atau sekitar 175, 4 juta jiwa. Data riset dari We Are Social di atas juga mengatakan bahwa pengguna internet usia 16-24 tahun rata-rata menghabiskan waktu hampir 8 jam untuk berinternet.  Bayangkan anak-anak kita yang remaja ternyata sepertiga waktunya setiap hari menggunakan internet. Kondisi pandemi covid 19 menjadikan seluruh proses belajar mengajar dari tingkat dasar sampai PT menggunakan internet. Setelah belajar, ternyata para remaja ini juga berselancar di dunia maya.  Media sosial yang paling banyak diakses adalah youtube mencapai 88% dan whatshapp 83%. Banyak informasi dan hiburan langsung diakses oleh para remaja tadi. Orang tua kini tidak bisa mengontrol apa saja yang dikonsumsi oleh putra-putrinya. Sekali

Serba Serbi Daring

Semester ganjil di tahun ajaran 2020/2021 sudah berlangsung mau dua minggu. Kali ini tiga mata kuliah kembali saya ampu. Setiap mata kuliah disajikan pada dua kelas. Agama dan Gender untuk jurusan Akidah dan Filsafat Islam (AFI) semester 7, Filsafat Sosial di AFI semester 5 dan Bahasa Indonesia di jurusan Studi Agama-Agama semester 1. Sejak awal, perkuliahan dilakukan secaran daring. Menggunakan e-learning UIN Bandung dibackup dengan zoom dan wag.  Mengajar bagi saya merupakan panggilan jiwa. Hampir setiap melakukannya saya bahagia. Bertemu para mahasiwa secara daring tak menyurutkan kebahagiaan itu. Menatap wajah para mahasiswa melalui layar laptop, mendengarkan celotehan mereka yang ramai, menjawab berbagai pertanyaan juga menyimak presentasi dan ekspresi mereka semua.  Pandemi covid 19 yang melanda dunia ini membuat berbagai proses belajar mengajar dilakukan secara daring. Adaptasi yang dilakukan semester lalu, membuat semester ganjil kali ini lebih mudah dan terbiasa menggunakan si